TANAH KOTA CIREBON 2013
Gambaran Umum Kondisi Tanah Eksisting Hasil Pengamatan
Secara topografis, dari hasil
survei lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar
wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil merupakan wilayah perbukitan dengan ketinggian 1 – 101 meter DPL. Wilayah
perbukitan berada
di bagian selatan kota yaitu di Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti
dengan dominasi penggunaan lahan untuk galian C, pertanian lahan kering
(ladang) dan kebun campuran. Sedangkan untuk daerah pedataran dengan ketinggian
1-30 meter DPL tersebar hampir di seluruh kelurahan dengan dominasi penggunaan
lahan sebagai pemukiman/perumahan dan pertanian lahan basah (pesawahan) namun
ada kecenderungan terjadi alih fungsi lahan pertanian tersebut menjadi
pemukiman/perumahan. Di beberapa titik lokasi yang terdapat di wilayah
pedataran tersebar beberapa kawasan fungsi lahan yang memberikan beban terhadap
kondisi tanah dari waktu ke waktu. Kawasan tersebut diantaranya; perkantoran,
perindustrian, pergudangan, perdagangan dan jasa pelayanan publik.
Karakteristik Tanah Perbukitan
Hasil survei terhadap kondisi tanah di wilayah Argasunya dan sekitarnya
memberikan gambaran bahwa tanah di wilayah ini umumnya berwarna
coklat-merah-kuning dengan sedikit kandungan batuan. Pada lokasi tertentu tanah
di kawasan ini dikategorikan jenis litosol, podsol dan latosol
bahkan ada jenis tanah mergel sehingga di wilayah ini banyak terdapat galian
C baik untuk kebutuhan tambang pasir dan tanah urugan.
Gambar. Kondisi eksisting bekas
galian di Kel. Argasunya
Dari hasil pengamatan lapangan, wilayah perbukitan Argasunya
mengindikasikan adanya eksploitasi tanah yang cenderung merusak lingkungan
dimana terdapat bekas galian yang tidak segera di reklamasi sehingga tanah
menjadi gersang dan tandus.
Karakteristik Tanah Dataran
Di wilayah pedataran Kota Cirebon terdapat berbagai fungsi lahan yang
secara umum memberikan kontribusi langsung terhadap kondisi kuantitas dan
kualitas tanah dan secara spesifik ada yang memberikan beban
pencemaran/kerusakan terhadap keseimbangan ekologis dari penggunaah atas tanah
tersebut. Dari hasil pengamatan terhadap kondisi eksisting di lapangan, dalam
satu kawasan terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis tanah asli (pesawahan)
yang bersifat aluvial dengan jenis tanah untuk tata guna lahan lainnya
(perumahan, pemukiman, kantor, dll.); yang jika dilihat dari tingkat
kesuburannya merupakan tanah mati (urugan).
Gambar. Perbedaan kondisi tanah
di perumahan dan pesawahan di Kel. Karyamulya
Kondisi tanah di kawasan pedataran dengan dominasi lahan terbangun untuk
pemukiman, gedung dan perkantoran seperti di Kelurahan Kejaksan, Pekiringan,
Pekalangan, Pulosaren, serta Kelurahan Jagasatru; karakteristik morfologi tanah
tidak dapat diamati secara langsung karena umumnya tanah tertutupi beton dan
aspal. Meskipun demikian, hasil analisa
kimia-fisik dan biologi tanah dari laboratorium akan memberikan gambaran
tertentu atas kondisi tanah di wilayah tersebut. Hasil-hasil pengujian
laboratorium ini juga akan memberikan gambaran karakteristik eksisting tanah
terbangun untuk kawasan industri, perdagangan, pergudangan, perbengkelan dan
lain-lain.
Karakteristik Tanah Pesisir
Pesisir Kota Cirebon merupakan wilayah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap perubahan karakteristik tanah pesisir. Adanya 4
(empat) sungai besar akan memberikan kontribusi maksimal terhadap tingginya
sedimentasi di sepanjang pesisir terutama pada musim tertentu. Hal ini akan mengindikasikan bahwa
karakteristik tanah pesisir Kota Cirebon merupakan tanah campuran yang secara
spesifik sulit untuk diklasifikasikan.
Hasil pengamatan di
sepanjang pesisir Kota Cirebon didapatkan sedikitnya tiga karakteristik tanah
yang sangat berbeda, yaitu;
1.
Tanah Aluvial, berwarna coklat-abu-abu
tua yang terdapat di dasar tambak ikan.
2.
Tanah Pasir Halus, berwarna
coklat-kuning yang terdapat di pemukiman penduduk seperti Kel. Kesenden,
Kebonbaru, Panjunan, dan Kel. Kasepuhan).
3.
Tanah Podsol, merupakan
tanah urugan yang berwarna merah-coklat-kuning yang terdapat di sekitar CUDP,
Taman Ade Irma dan tanah terbangun untuk bangunan gedung dan perkantoran di
sepanjang pesisir pantai.