Sunday, August 30, 2009

Pe...Ja.....Bat (Hikayat Penguasa vs Pengangguran Jawa Barat)

Diceritakan sebuah kisah pada saat yang tak dapat diverifikasi waktu dan tempatnya secara tepat, di satu sisi jagat negara yang tak kunjung terpenuhi 'selogan' yang digemborkannya..."GEMAH RIPAH REPEH RAPIH".
Untuk komunitas tertentu, kata-kata itu adalah makanan khasnya; termasuk didalamnya....sang penulis alkisah yang merekaulang kemasan curahan kegundahan jiwa yang selalu menganggu ketenangan hati dan melukai perasaannya dalam sebuah ALKISAH.


Alkisah...
Sesaat sebelum meninggalkan sebuah desa tempat beliau berkunjung (Kunjungan Kerja...ceritanya, sebab ada SPPD di tangan para koleganya), Sang Inohong melakukan dialog.....
Inohong : Adakah espe di lingkungan sini?
Warga : (..dengan kerut kening)...espe?! naon nya, ari espe teh..
Kolega : Sarjana Pendamping....bapa-bapa!
Warga : Ohhhhh.....kenapa gituh Pa?
Inohong : ...menurut bapa-bapa, aya manfaatna Sarjana Pendamping teh?
Warga : ...bla...bla...bla... (ceritanya, warga tidak mengerti duduk persoalan dari A sampai Z
tentang siapa Sarjana Pendamping dan fungsi serta manfaat yang diharapkan oleh
sang inohong). Tanpa ba bi bu..., "...teu ayan manfaatna Pa, ngan ngabisin uang
negara ajah itu mah...."
Inohong : ...Hmmmm, ...tahun depan, tidak ada lagi yang namanya Sarjana Pendamping..
(dalam hatinya
, beliau bertekad)
................................................................................................
singkat cerita, setelah dilakukan rapat:
"....dalam rangka penghematan Anggaran Belanja Daerah Jawa Barat TA. 2010, ....dikarenakan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap laju perkembangan Pembangunan: Sarjana Pendamping ditiadakan....Tok Tok Tokk...(palu mengambil keputusan).

Dibalik Alkisah.........
Karena tersinggung oleh informasi sang inohong Jawa Barat tersebut, segelintir Sarjana Pendamping yang merupakan sempalan para penganggur terdidik yang ada di lingkungan Gemah Ripah Repeh Rapih; merekaulang dialog tandingan pada saat yang tidak dapat diklarifikasi kapan Hikayat Dialogis itu terjadi...

Di sebuah komunitas (....Espe dalam Penyamaran)
......................................................................
Espe : .... Ki sila, Apa yang engkau rasakan dengan keberadaan para aparat atau para
inohong di tatar wilayah kita yang selalu mengharapkan hasil panen padi meningkat,
kebutuhan protein keluarga terpenuhi biar anak kita sehat, udara dilingkungan kita
tetap bersih, tanah harus dipelihara dengan pupuk yang ramah,....................................
(..dan banyak lagi harapan untuk mencapai Gemah Ripah Repeh Rapih)
Ki sila : ....Ahhh, kange abi mah; bade aya bade teu aya inohong.... Boga sawah dipelakan pare,
aya balong dipelakan lauk, aya uyah dahar jeung uyah...boga lauk daharna sok rada
ngeunah.... (intinya, ki sila menyoal pengaruh nyata yang tidak dirasakan langsung
dari keberadaan Petugas Lapangan..... termasuk sang espe tadi, ataupun aparat
kedinasan, bahkan inohong sekalipun....)

Hikmah Alkisah....
.........Sesama Pejabat (...baik Penguasa ataupun Penganguran Jawa Barat) jangan menjastifikasi sebuah fenomena hanya berdasar pada tatanan implikasi struktural dari sebuah fungsi sosial, lihat dan rasakan apa yang tidak pernah kita lihat dan tak pernah kita rasakan...........

to be conitued




Friday, August 21, 2009

demon's common carps

There is no treatment for KHV. .........What's this deseases?
Koi herpesvirus (KHV) is a highly contagious viral disease that may attackss between 80-100% mortality in susceptible populations of common carps in the contaminated culture systems. In almost all countries that culture koi and/or common carp with the exception of Asia and Australia since the first recognized case of KHV occurred in England in 1996. Since then other cases have been confirmed (Hedrick et al. 2000; OATA 2001; Anonymous 2003; Pokorova et al. 2005).

What Is KHV?